HMI Staida M Garut : BPNT/ Program Sembako Kec. Banyuresmi Diduga Ada Penggelapan Anggaran

KAB. GARUT, Busernews19.com-Program BPNT yang sekarang bertransformasi menjadi menjadi program sembako telah diterima warga Banyuresmi, seperti desa Sukamukti kecamatan Banyuresmi, Kab. Garut , minggu yang lalu.
Program kemensos ini semula berjumlah 110 kemudian ada penaikan 150 hingga pada pada hari ini pemerintah menambahkan bantuan menjadi 200 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk waktu enam bulan karena pandemi Covid 19.
Namun yang menjadi permasalahan ada beberapa temuan serta laporan dari KPM RT 01 RW 05 kampung Tarikolot desa Sukamukti kecamatan Banyuresmi Kab. Garut, bahwasanya KPM mengeluhkan bantuan sembako yang seharusnya 200 ribu tetapi keluarga penerima manfaat hanya mendapatkan sembako yang jika dikalkulasikan hanya mencapai 160 ribu.Dengan metode pengambilan secara kolektif sehingga warga tidak mengetahui proses transaksi secara transparan.
“kami telah menerima BPNT atau Program Sembako satu minggu yang lalu berupa sembako, beras 9 kilo, telur 1 kilo, jeruk 1 kilo, daging 1 kilo dan tempe satu keret. Jika kami hitung dengan harga pasar palingan 160 lantas sisanya kemana ” Jelas Irma anak dari kelompok penerima manpaat.
“Dari sini banyak warga yang bertanya – tanya kemana sisanya, saya pun menduga ada indikasi pemotongan yang dilakukan oleh Agen, pihak desa, TKSK, serta tim koordinasi bansos pangan kecamatan, maka untuk pihak yang bermain dalam hal ini saya menyarankan untuk segera memberikan sisanya kepada KPM karena tidak mungkin uang itu menghilang tanpa sebab.” Tambah Susandi.
Berdasarkan keluhan yang saya terima saya mendesak agar tim koordinasi bansos pangan Kabupaten, yaitu Dinas sosial Kab. Garut dalam hal ini kabid Jamsos untuk segera mengevaluasi seluruh pihak yang terlibat dalam program ini
” Bank BNI selaku Bank penyalur untuk segera mengevaluasi Agen yang tidak bertanggung jawab dan memberikan sangsi pencabutan ijin penyaluran manfaat dan melaporkan kepada kepala daerah,” tambah susandi
Selain itu warga juga mengeluhkan dengan bantuan sembako yang dinilai tidak sesuai dengan pedum dimana kualitas berasnya yang rendah kemudian buah buahan yang masam.
“Saya menyayangkan sekali karena kita tengah dihadapkan pada situasi seperti ini pandemi corona dimana masyarakat seharusnya membutuhkan asupan gizi yang cukup, malah diberi bantuan pangan yang tidak sehat,”Tegasnya.
“Saya pun telah mengirimkan surat audiensi kepada dinas sosial dan meminta menghadirkan BANK BNI selaku penyalur namun saat ini pihak dinas tidak bisa menerima audiensi, dengan alasan tidak boleh ada kerumunan,”Pungkas susandi selaku Demisioner Ketua Umum HMI STAIDA M Garut.
PENULIS : DRIX
REPORTER : Busernews19.com