Dinilai Punya Kapabilitas, GMNI Dukung Chrisman Damanik Jadi Safsus Jokowi
BANDUNG, Busernews19.com-Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Imanuel Cahyadi menegaskan, sosok yang seharusnya didorong untuk mengisi posisi Staf Khusus (Stafsus) Presiden adalah orang yang tidak hanya cakap dalam mengemban tugas sebagai staf khusus, namun perlu memahami persoalan empiris bangsa dan dekat dengan rakyat.
“Kami menyampaikan hal tersebut sebagai masukan agar dapat menjadi bahan pertimbangan Presiden. Kami yakin Bapak Presiden akan memilih orang yang tepat untuk mengisi jabatan Staf Khusus yang baru saja ditinggalkan.” ujar Imanuel.
Berangkat dari stafsus presiden yang mengundurkan diri sudah seharusnya presiden memiliki stafsus yang dekat dengan masyarakat dan mampu memberikan ide-ide kreatif yang mampu memajukan bangsa dan negara.
Imanuel menambahkan, pihaknya sudah memiliki alternatif nama yang memiliki kapabilitas untuk mengemban tugas sebagai Stafsus Presiden Jokowi. Ia menyebutkan bahwa Chrisman Damanik memiliki kompetensi dan layak mengisi pos tersebut.
Chrisman dinilai sangat memiliki kapabilitas untuk membantu Presiden Jokowi menjalankan tugas sampai akhir masa bakti pada 2024 mendatang.
Dari penilai itu maka Crisman dinilai mampu dalam mengemban tugas sebagai stafsus presiden, karena Crisman ditunjang dengan kapabilitas serta pengalaman dan kedekatan dengan rakyat akan menunjang dan mampu mendampingi Jokowi.
Selain pengusaha, lanjut Imanuel, Chrisman juga memiliki pengalaman sebagai aktivis mahasiswa yang kerap membela hak rakyat kecil hingga akhirnya menduduki Jabatan Ketua Presidium GMNI periode 2015-2017. Semangat membantu masyarakat kecil tersebut diteruskan Chrisman dalam aktivitas advokasi hukum melalui LBH Trisakti.
Kami yakin dengan segala kompetensi yang dimilikinya, beliau bisa memberi sumbangsih positif bagi Pak Jokowi dan juga bagi masyarakat Indonesia” papar Imanuel.
Terkait pengunduran diri dua stafsus Presiden sebelumnya, yakni Belva dan Taufan, Imanuel menegaskan peristiwa itu harus dijadikan bahan evaluasi agar kedepannya posisi Stafsus tidak diisi orang yang sarat akan konflik kepentingan.
“Menurut kami pengunduran diri dua Staf Khusus Presiden tersebut adalah bentuk tanggung jawab mereka agar situasi saat ini tidak menjadi polemik berkepanjangan. Kedepannya kita harapkan agar posisi yang ditinggalkan oleh Mas Belva dan Mas Andi dapat digantikan oleh orang yang tepat dan bebas dari konflik kepentingan” jelasnya.
Seperti diketahui, pengunduran diri dua Staf Khusus Presiden, Adamas Belva Devara dan Andi Taufan, diduga kuat akibat tekanan masyarakat karena keduanya memiliki konflik kepentingan.
Belva Devara yang merupakan CEO Ruang Guru dan Andi Taufan yang merupakan CEO PT Amartha Mikro Fintek berpotensi memanfaatkan posisinya sebagai Stafsus Presiden untuk mengambil keuntungan dari program pemerintah untuk perusahaan yang saat ini mereka kelola.
PENULIS : REDAKSI