CIREBON, Busernews19.com-Ribuan LASKAR AGUNG MACAN AlI dari berbagai penjuru Indonesia, khususnya pulau Jawa, datang ke Cirebon dan melakukan Pengawalan mulai dari Bandung hingga prosesi pemakaman jenazah Sultan Sepuh PRA Arief Natadiningrat.
Serta pengantaran jenazah Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat ke tempat peristirahatan akhirnya di Astana Gunung Jati, Rabu (22/07) Laskar Macan Ali terus mwngawal dan memberikan pengamanan yang ketat agar suasa prosesi pemakanan tampak aman, nyaman dan tertib.
.
“Kami Prabu Diaz Atas nama pribadi dan seluruh Laskar Macan Agung se-nusatara, mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya almarhum. Serta kepada keluarga besar Sultan Kasepuhan di Cirebon, kami semua turut berduka atas berpulangnya tokoh pemimpin panutan kalungguhan yang sangat Arif dan bijaksana. Kami pun berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran lahir dan batin,”
ujar Prabu Diaz dalam wawancara melalui by phone, Rabu (22/07)
Jenazah sebelumnya disemayamkan di Bangsal Prabayaksa, Keraton Kasepuhan Cirebon, Kota Cirebon, untuk kemudian dibawa ke Astana Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
Jenazah dilepas ke pemakaman oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pelepasan jenasah pun diiringi lantunan Surat Yasin yang dibacakan 7 muadzin (penghulu) Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang mengendarai becak berbalut kain putih.
Jenazah sultan sepuh dibawa dari Keraton Kasepuhan Cirebon melintasi rute jalan Kasepuhan, jalan Merdeka, jalan Kebumen, jalan Benteng, jalan Sisingamangajara, jalan Kapten Samadikun, jalan Pangeran Diponegoro dan jalan Sunan Gunungjati.
Sepanjang jalan, doa-doa dipanjatkan para pelayat maupun warga yang menanti jenazah di tepi-tepi jalan. Suasana haru nampak dari masyarakat Cirebon yang menyambut jenazah melintasi setiap ruas jalan di Kota Cirebon.
Isak tangis haru tertuang dalam suasana duka saat itu, bahkan beberapa anggota keluarga yang mengantar jenazah tak sanggup menahan pedih atas kehilangan sosok sultan sepuh.
“Sultan sepuh merupakan orang yang sopan dan santun, tutur bahasanya pun halus dan nasihat filosofis, serta kecintaannya terhadap budaya, untuk itu, saya akan menjaga dan menjalankan nasihat beliau yang patut kita tiru,” Ujar Prabu Diaz.
“Salah satu nasihat yang paling diingat, ketika sultan sepuh menyadarkan ihwal kepemimpinan. Menurut sultan sepuh, kepemimpinan bersifat sementara dan harus bermanfaat. Kepemimpinan bukan soal kekuasaan, tapi harus bermanfaat bagi banyak orang,” Ungkapnya.
“Kami atas nama Laskar Agung Macan Ali Nuswantara akan terus menjaga amanah leluhur yaitu untuk menjaga tradisi budaya, dan Marwah leluhur yang sudah jadi tradisi kami umat Islam yang ada di Cirebon . Itu komitmen kami “Tandasnya.
PENULIS : WAHYU WIJAYA
REPORTER : Busernews19.com