Akibat Pandemi Covid-19 Pengunjung Wisata di Goa Sunyaragi sepi
CIREBON- BuserNews19.com-Situs sejarah berupa gua yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon yang dimana terdapat bangunan mirip candi itu, yang dinamakan Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, yang sering disebut sebagai Tamansari Sunyaragi.
Nama “Sunyaragi” berasal dari bahasa sansakerta yang artinya “sunya” yang artinya sepi dan “ragi” yang berarti raga, jadi Sunyaragi itu diartikan Sepi raga.
Menurut pakar sejarah Goa Sunyaragi adalah salah satu tempat utama untuk beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.Namun seiring berjalannya waktu situs sejarah Sunyaragi kini menjadi salah satu tempat wisata yang ada di Cirebon.
Setelah menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi, seiring dengan Pandemi covid-19, kini situs sejarah Taman Air Goa Sunyaragi, Kota Cirebon, Jawa Barat, sepi pengunjung.
Bahkan dalam momen libur Idul Adha pun yang biasanya pengunjung membludak, namun untuk saat ini, momen itu, hanya tinggal sebuah kenangan ditahun lalu, yang dimana pada saat ini gua tersebut sepi dari pelancong.
Bahkan untuk Idhul Adha kali ini pengunjung hanya berkisaran Sekitar 200 pengunjung.selama Jumat (31/7) hingga Minggu (2/8).
Seperti yang doungkapkan oleh Tamrin Iskandar selaku pengelola Taman Air Goa Sunyaragi, saat dihubungi selasa (04/08), “Peningkatan memang ada dibandingkan hari biasa selama pandemi, tapi tidak signifikan. Selama tiga hari itu sekitar 100 sampai 200 wisatawan,”Jelasnya.
“Mayoritas wisatawan di Goa Sunyaragi berasal dari luar daerah, dan seiring dengan adanya pandemi covid-19, membuat Goa Sunyaragi mengalami penurunan kunjungan wisatawan secara drastis.
“Kalau sebelum pandemi itu, ada pelajar, ibu-ibu pengajian, perkumpulan pekerja dan lainnya yang ke sini. Sekarang tidak ada. Biasanya satu rombongan bisa lima sampai delapan bus, sekarang sama sekali,” kata Thamrin.
Tiga bulan lebih Goa Sunyaragi ditutup sementara bagi wisatawan, dan Akhir Mei lalu, pengelola Goa Sunyaragi kembali membuka kunjungan wisata. Namun, tingkat kunjungannya tak banyak, hanya dalam sepekan hanya 100 sampai 200 pengunjung.
“Sebelum pandemi, seminggu itu bisa sampai 5.000 wisatawan. Sekarang mah, seminggu paling 100 sampai 200 wisatawan,” kata Thamrin.
Kendati tingkat kunjungan wisata di Goa Sunyaragi babak belur dihajar pandemi. Thamrin mengaku harus tetap membuka kunjungan wisata. Alasannya untuk merawat situs bersejarah.
“Ada uang, tidak ada uang tetap harus kita buka. Kita harus bertahan. Karena ini bukan soal wisata, tapi soal bagaimana merawat situs bersejarah yang harus di jaga dan di lestarikan,” ucap Thamrin.
Thamrin mengaku untuk saat ini biaya operasional Goa Sunyaragi lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya. “Intinya sekarang kita harus bertahan demi merawat situs, ini karna ini salah satu peninggalan leluhur Cirebon dan cagar budaya daerah” katanya.
PENULIS : WAHYU WIJAYA
REPORTER : Busernews19.com