Ulama satariyah Kiai Agus Santoso Ceramah Sejarah Babad Desa Gamel Kec Plered

Cirebon- BuserNews19.com-Malam ini, panitia buyut gamel Cirebon Indonesia menggelar pengajian umum “Kidung Mocopat ” dalam rangka Memayu Buyut gamel di blok kebon gede desa gamel Pengajian itu akan menampilkan KH Agus Santoso yang akrab disapa kang Agus dari pesantren Anasir Indonesia.
Kyai Agus Santoso ini adalah salah satu kyai satariyah ternama di wilayah Cirebon memang berpenampilan eksentrik ba seorang seniman, l Demikian pula tutur katanya yang penuh karismatik dan sedikit nuansa humor. Namun dibalik sisi humorisnya, kyai torekat ini memiliki ilmu agama yang tinggi, sehingga ceramahnya selalu didukung ayat Al Quran dan hadist shahih. Dan pendalaman torekat yg sangat dalam
Ketua MUI desa gamel ustat sahrodin mengungkapkan, saat ini banyak dai bagus di media sosial maupun televisi. Tetapi banyak diantaranya yang isi ceramahnya tanpa disertai latar belakang budaya dan sejarah Indonesia. Padahal Islam di Nusantara ini punya ciri dan identitas tersendiri.
“Dari sekian banyak dai kondang saat ini. Kyai Agus Santoso salah satu ulama yang mampu gelar sejarah Cirebon padahal sebelumnya belum ada ulama atau ahli sejarah di Cirebon yang mampu membuka sejarah desa tua ini dan mempunyai pemahaman agama yang bagus disertai pemahaman sejarah dan budaya nusantara. Karena itu, kami mengundang beliau untuk mengisi ceramah umum Minggu malam (22/11) malam ini di
Pendopo buyut gamel blok kebon gede .ujarnya
Kata Lebe munija tokoh masyarakat gamel ini menilai sosok kyai Agus Santoso ini sangat dibutuhkan dalam era milenial saat ini. Pasalnya, ceramahnya selalu disisipi tentang sejarah, baik dari jaman Nabi-Nabi, masa Wali Songo hingga revolusi kemerdekaan sampai era milenial ini.
melanjutkan, ceramahnya pun dibawakan dengan santai tapi bermakna dalma sehingga membuat orang betah mendengarkan berlama-lama. Sehingga tanpa disadari para jamaah telah belajar tentang agama dan torekat satariyah yang ada di tanah cirebon
“Pengajian kyai Agus Santoso ini sering disebut ngaji sejarah satariyah atau ngaji mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena beliau selalu menanamkan nilai-nilai agama . Pancasila dan Nasionalisme.
Ia tak hanya disukai jamaah pengajian dengan jadwal ceramahnya yang padat, media sosial pun bayank yg mengikutnya . Karena itu, NU harus mencetak salik salik / santri muda muda yg akan mengembangkan ajaran sareat ..torekat satariyahnya agar bisa menyebarkan nilai-nilai Islam Ahlussunah Wal Jamaah Ah Nahdliyah yang santun dan menyejukkan umat manusia ,” imbuhnya.
PENULIS : WAHYU WIJAYA
REPORTER : Busernews19.com