Pengusaha Sukses H.Alan Partimbang Sikapi Terkait Ketahanan Pangan Hingga Korupsi

Busernews19.com,Garut,-
Ketua Pembina Pendekar Pencak Silat Seluruh Indonesia (P3SI) Bahkan Pengusaha Sukses di Kabupaten Garut H. Alan Partimbang kerap mengeluarkan pernyataan terkait perjuangan dalam membangun pertanian Indonesia. Ia juga kerap meyakinkan semua orang soal pentingnya sektor pertanian untuk memajukan ekonomi nasional.ucapnya saat temu silaturahmi Awak Media di tempat kediamannya. Kamis (04/03/2021).
H. Alan Partimbang menuturkan “pandemi sebagai turbulensi global yang paling dahsyat, sebab banyak sektor dalam skala regional hingga global yang kolaps. Akibatnya banyak usaha yang terdampak dan tak bisa melakukan apa-apa, sehingga bertahan agar tidak tumbang dalam sebuah negara menjadi pilihan yang tepat.
“Tetapi sektor pertanian merupakan sektor yang eksis pada krisis apapun. Itu tandanya pertanian menjadi kekuatan negara. Kenapa? Karena makan tak bisa ditunda, makan tak bisa menunggu hari. kalau begitu ini menjadi pekerjaan yang tidak pernah putus,” tuturnya.
H. Alan juga pernah mengatakan Indonesia adalah negara hebat karena memiliki rakyat dan alamnya yang luar biasa. Hal tersebut menurutnya menjadi modal dasar agar Indonesia tak kalah dari negara lain.
“Modal dasar untuk sebuah negara hebat adalah rakyat dan alam yang luar biasa. Dan itu ada di Indonesia. Artinya apa? Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain. Negara ini negara besar. Bukan rakyat kecil. Kalau begitu pertanian menjadi sangat penting karena berkaitan dengan hajat orang banyak,”
Selanjutnya ditanya perihal korupsi,ia menjelaskan “Korupsi masih menjadi sebuah benalu yang kerap ditemukan di Indonesia. Karenanya, H. Alan pernah berpesan membangun kesadaran budaya antikorupsi haruslah dimulai dari diri sendiri dengan menjaga harga diri.
“Membangun kesadaran budaya anti korupsi harus dimulai dari diri sendiri. Jagalah harga diri sehingga mencegah dari tindakan korupsi. Intinya momentum ini harus menjadi bagian dari mengondisikan diri kita dan pejabat publik agar betul-betul standar operasional dan prosedur dari semua kerja yang ada, dan adanya tekad bersama untuk menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela,” ujarnya.
H. Alan berharap juga peran Media Cetak Online ataupun Elektronik untuk mengawal dan mengawasi ketahanan pangan dan wawasan atau pemahaman kwalitas produknya yang sesuai dengan pedum (pedoman umum) mentan agar bisa diserap oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) untuk mengembangkan ketahanan pangan.
“Saya berharap Media mau turun ke lapangan untuk mengawasi dan mengawal program ketahanan pangan ini karena Konsepnya sudah ada dan kita (H.Alan-red) juga punya ilmunya. Hanya saja perlu dilakukan pendekatan yang tidak biasa. Ini adalah salah satu solusi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. H. Alan berharap definisi-definisi serta teori-teori yang sudah disampaikan, dapat segera diserap oleh BKP (Badan Ketahanan Pangan) untuk dapat mengembangkan ketahanan pangan. Karena ini menyangkut hak hidup masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Garut,” ungkap H. Alan
Masih kata H. Alan mengatakan pertanian di Indonesia mencatatkan peningkatan produksi. Peningkatan ini membuktikan kekuatan pertanian Indonesia yang dapat bersaing di pasar global.
“Adanya peningkatan produksi pertanian itu tandanya membuktikan bahwa kekuatan pertanian kita sangat besar dan menjadi pasar yang kuat di mancanegara. Apalagi komoditi kita di tanam di sebagai negara tropis,” tuturnya.
Ia juga berbicara soal peran petani dalam usahanya membangun perekonomian Indonesia. Menurut H. Alan Partimbang, petani adalah pahlawan bangsa.
“Petani menjadi pahlawan yang menyelamatkan perekonomian Indonesia. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada para petani, karena kalian adalah pahlawan penyelamat kehidupan bangsa,” tandasnya.
Kepala Perwakilan Jawa Barat Media Nasional Indoglobenews.com Dayan Sihombing juga pernah menuturkan pertanian tidak membutuhkan sebuah skill khusus, tapi ada 2 hal yang dibutuhkan dalam memulai sebuah pertanian yaitu tekad dan kemauan. Katanya
“Pertanian itu memang tidak membutuhkan skill khusus, tapi yang dibutuhkan adalah tekad dan kemauan. Jadi mau insinyur, sarjana kedokteran, sarjana hukum atau apapun itu, sebenarnya terbuka untuk menjadi petani-petani atau kelompok bisnis tani yang ada,” pungkasnya.(**drx/KJBR).