Busernews19.com,Garut,-
Pembangunan infrastruktur yang menjadi program pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla jangan hanya dimaknai sebagai pembangunan fisik dan ekonomi semata.
Pembangunan infrastruktur fisik tersebut adalah bagian penting dari pembangunan infrastruktur budaya.
Demikian disampaikan H.Alan saat jajak pendapat bersama awak media . Jum’at (05/03/2021)
“Pembangunan infrastruktur fisik adalah bagian penting dari pembangunan infrastruktur budaya. Yaitu infrastruktur yang akan semakin mempersatukan 714 suku di bumi Nusantara ini, yang memajukan kebudayaan dan kesenian di masyarakat, yang akan semakin meningkatkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat,” ujarnya.
Pada saatnya nanti, pembangunan infrastruktur ini juga dapat dirasakan manfaatnya bagi pembangunan mental dan karakter bangsa Indonesia.
H.Alan Partimbang menjelaskan, saat pemkab Garut memulai pembangunan pasar,tol cigatas atau pembangunan yang lainnya sesungguhnya saat itulah pemkab Garut sedang mulai membangun infrastruktur budaya baru.walaupun banyak yang mangkrak.
“Melalui pembangunan yang sedang dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Garut, kita sedang membangun budaya baru, peradaban baru dalam bidang transportasi massal. Peradaban baru yang tidak ada pembandingnya dalam sejarah masa lalu kita. Padahal, di negara-negara lain, penggunaan MRT dan LRT sudah menjadi bagian budaya masyarakat. Artinya kita ingin budaya baru, budaya tepat waktu, budaya antre nanti akan ada di sana,” tuturnya.
Sebagai negara besar dengan belasan ribu pulau, pembangunan infrastruktur seperti transportasi merupakan hal yang tak dapat disangkal. Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan bangsa dan mempercepat konektivitas budaya.
“(Infrastruktur) yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita ini satu bangsa, satu Tanah Air, dan sekaligus saling menginspirasi,” ucap H.Alan
Cara pandang yang sama juga berlaku dalam pembangunan infrastruktur lain seperti pembangunan perbatasan dan kawasan terluar Indonesia.
Melalui pembangunan kawasan-kawasan itu, pemerintah sesungguhnya sedang membangun mental dan karakter bangsa di mana saudara-saudara kita yang berada di wilayah terluar itu diupayakan untuk benar-benar merasa menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
“Pada dasarnya kita sedang membangun mental dan karakter bangsa bahwa saudara-saudara kita di wilayah-wilayah terpencil harus merasa menjadi bagian dari Pemkab Garut, satu bangsa, satu Tanah Air, dan juga bangga menjadi warga pemerintah garut. Ini artinya pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sekaligus bagian dari pembangunan mental dan karakter bangsa,” kata H.Alan
Dalam kesempatan tersebut, H.Alan menyampaikan bahwa kekayaan pemerintah garut bukan lagi sumber daya alam tapi ada pada seni budaya. “DNA kita adalah seni dan budaya,” ujar H.Alan
“Artinya kita memiliki paling sedikit 714 sumber energi untuk dikembangkan secara kreatif, 714 sumber inspirasi untuk melakukan loncatan-loncatan kemajuan,” kata H.Alan
Sumber inspirasi tersebut dapat dipadukan dalam bentuk seni rupa, seni pertunjukan, seni media, seni desain dan seni lainnya.
“Apalagi kalau dipadukan dengan seni-seni kontemporer yang jumlahnya begitu banyak termasuk seni digital. Semuanya itu adalah sumber kekuatan, sumber keunggulan yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain,” pungkasnya.(**drx/KJbr).