Momentum Malam Nuzulul Qur’an, Lembaga “Think Thank” CSIS Garut Di Deklarasikan

Busernews19.com, Garut, —
Bertepatan dengan malam Nuzulul Qur’an, sejumlah aktivis di Kabupaten Garut membentuk lembaga “‘think thank” Cimoney Strategic Integrity Study (CSIS). Lembaga ini akan bergerak di bidang kajian dan penelitian. Seperti isu ekonomi, politik, hukum, ideologi, sosial budaya, dan demokrasi. Tujuannya, untuk dapat berkontribusi terhadap berbagai permasalahan di Kabupaten Garut.
“CSIS hadir bertepatan malam Nuzulul Qur’an yang jatuh pada Kamis 28 April 2021. Hal ini untuk mengambil spirit dari kejadian Nuzulul Qur’an, dimana Allah SWT. Untuk pertama kalinya menurunkan wahyu berupa perintah kepada Nabi Muhammad SAW, yang berbunyi Iqra yang berarti bacalah,” demikian kata Asep Burhanudin, selaku ketua CSIS.
Diakatakan Asep, bacalah yang di perintahkan Allah disini, menurut keterangan para ahli agama, pada saat itu Nabi Muhammad SAW, belum mempunyai kemampuan untuk melakukan aktivitas menulis dan membaca pada sebuah teks. “Maka saya berpendapat bahwa perintah bacalah yang diperintahkan Allah SWT, adalah yang berhubungan dengan konteks atau situasi/keadaan, jadi bukanlah teks ataupun tulisan,” tuturnya.
Menurutnya, relevansi kehadiran CSIS tentu berangkat dari semangat Iqro diatas, untuk membaca situasi dan kondisi Ideologi, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, dan demokrasi, khususnya di kabupaten Garut, ungkapnya.
Kegiatan launching CSIS selain mengambil momentum Nuzulul Qur’an, juga dilakukan dengan kegiatan diskusi publik, Asep Burhanudin selaku Ketua CSIS merasa resah akan rendahnya tingkat literasi di Kabupaten Garut, sehingga menggelar kegiatan diskusi publik. Diskusi publik ini yang dinamai ‘Ngoncrang’ (Ngobrol Cemerlang). Dengan menghadirkan pembicara yakni Ketua KPU dan Bawaslu.
Hal ini lanjutnya, di dasari oleh berbagai pemikiran salah satu penopang terwujudnya demokrasi yang ideal, yaitu penyelengaraan pemilu. Maka Bawaslu dan KPU sebagai penyelenggara pemilu, ingin dimintai pandangan terkait berbagai macam hal, khususnya mengenai kepemiluan. Karena seyogyanya problematika yang terjadi hari ini di Garut, menjadi tanggung jawab orang – orang yang terpilih dari proses pemilu baik Pileg maupun Pemilukada, jelasnya.
“Dengan proses yang tidak sederhana dan biaya yang besar, orang -orang tersebut terpilih, untuk hadir, dengan tanggung jawab tersebut. Maka hal ini menjadi menarik untuk di diskusikan dari sudut pandang penyelenggara,” ujar Asep.
Menurut Asep, CSIS merupakan lembaga riset dan kajian independen. CSIS tidak berafiliansi kepada kelompok politik tertentu. Sehingga, hasil riset dan kajian yang dikeluarkan benar-benar untuk kepentingan Kabupaten Garut,” ujar Ketua CSIS Asep Burhanudin saat diwawancarai, Rabu (29/4).
Asep menuturkan CSIS kedepan selain diisi oleh para aktivis, juga para pakar, dengan disiplin ilmunya masing – masing. Sehingga mampu membantu mengedukasi dan mensosialisasikan kebijakan publik melalui kajian mendalam untuk menawarkan alternatif dan solusi.
Tak hanya itu, lanjut Asep, CSIS diharapkan mampu menjadi wadah komunikasi serta interaksi para pakar dari berbagai bidang. Yang mana hasil pemikiran para pakar tersebut akan disajikan dalam bentuk gagasan serta solusi untuk mendorong Garut yang lebih baik lagi kedepannya, demikian harap Asep. (**)