Ketua DPD FPRN Jawa Barat: Penganiayaan dan Perlakuan Tindakan Intimidasi Kepada Wartawan Harus Ditindak Tegas Agar Ada Efek Jera

Busernews19.com, Bandung, —
Penganiayaan dan Perlakuan tindakan intimidasi kembali terjadi terhadap wartawan di Majalengka Jawa Barat, setelah video viral dan beredar.
Persekusi, Intimidasi dan penganiayaan menimpa wartawan dari Media Tabloid “Cetak dan Online” Fokus Berita Indonesia (FBI) dan wartawan Metro Jabar. Senin (28/6/21).
Menurut keterangan yang di dapat, Peristiwa tersebut terjadi di Kantor Desa Mekarwangi, Kecamatan Lemah Sugih Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Ketika wartawan akan melakukan Klarifikasi terkait tentang pemberitaan, namun hal yang terjadi malah di intimidasi oleh beberapa oknum ormas, bahkan terlihat di video terjadi pemukulan kepada wartawan, hingga menyebabkan luka di bagian wajah, dan mengeluarkan kata kata hewan yang di ucapkan oleh oknum ormas kepada wartawan.
Ketua DPD FPRN Provinsi Jawa Barat, Agus Wahyudin (kang Eot) saat di mintai tanggapannya melalui pesan WhatsApp oleh salah satu media online mengatakan “saya mengutuk keras kepada pihak-pihak tertentu yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap pekerja jurnalistik (Wartawan), apabila di lapangan memang ditemukan pelanggaran kode Etik Jurnalistik, maka sudah ada aturan mainnya sesuai dengan UU Nomor 40 Tahun 1999.
“Kalau pun ada perselisihan akibat dari proses Kerja Jurnalistik maupun produknya atau pun hasil karya investigasinya, maka selesaikan secara hukum yang berlaku. Tidak lakukan penghakiman secara fisik semacam itu, apalagi sampai di Vidio, itu sudah sangat keterlaluan”, tegasnya.
Saat dimintai tanggapannya melalui sambungan telp oleh Ketua DPD FPRN Provinsi Jawa Barat, Mujianto pimpinan perusahaan dari media Fokus Berita Indonesia membenarkan bahwa yang menjadi korban tindak kekerasan adalah wartawan dari fokus berita Indonesia atas nama Soleman.
“Kami dari redaksi memantau perkembangannya dan akan mengawal kasusnya, karena yang bersangkutan sedang lagi membuat laporan polisi di Polres Majalengka terkait penganiayaan, dan pemukulan yang dilakukan beberapa oknum yang melakukan intimidasi dan intervensi, dan melakukan penganiyaan sehingga mengakibatkan wartawan fokus berita Indonesia mengalami luka” terangnya.
Lanjut Mujianto kami akan menunggu proses hukum yang akan dilakukan oleh polres Majalengka dan meminta polres Majalengka akan membuka tabir pemukulan tersebut siapa dalang oknum aktor Intelektual yang menyuruh, mengundang orang-orang tersebut itu, bebernya.
“Sampai dengan saat ini belum diketahui pangkal persoalannya sebab yang bersangkutan sedang menuju Polres Majalengka untuk membuat laporan polisi dan kami belum mendapat informasi lebih lanjut, kami hanya melihat dari video-video yang tersebar” tutupnya.
Sementara dari keterangan salah satu media yang sudah menghubungi korban, Soleman wartawan FBI saat di konfirmasi mengatakan, Dirinya bersama rekannya, Hendak bertemu Kepala Desa Mekar Wangi atas permintaan Kepala Desa.
Saat ditanya apa duduk permasalahannya, Ia menjelaskan kami mau bertemu kepala desa Mekar Wangi, Kecamatan Lemah Sugih, Kabupaten Majalengka karena beliau minta ketemu hari Senin, sebelumnya kami sudah temui hari Sabtu, ujar Soleman korban yang mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota ormas.
“Tapi Kepala desa tidak ada di tempat dan kami disambut oleh kelompok ormas yang sudah ada di kantor desa tersebut, yang nonjok saya inisal AG (-red) yang mengaku ketua salah satu ormas tersebut” pungkasnya.(**)